Pada
mammalia umumnya daur pembiakan dempet dengan daur estrus. Daur ini berdasarkan
perubahan berkala pada ovarium, yaitu terdiri dari 2 fase folikel dan lutein.
Banyak hewan yang memiliki daur estrus selaki setahun, disebut monoestrus.
Terdapatpada rusa, kijang, harimau, kucing, dan sebagainya. Ada pula yang
memiliki daur beberapa kali setahun, disebut polyestrus. Daur estrus terutama
yang polyestrus dapat dibedakan atas tahap berikut :
1. Proestrus
Fase proestrus dimulai dengan regresi corpus luteum dan berhentinya progesteron
dan memperluas untuk memulai estrus. Pada fase ini terjadi pertumbuhan folikel
yang sangat cepat. Akhir periode ini adalah efek estrogen pada sistem saluran
dan gejala perilaku perkembangan estrus yang dapat diamati. Menurut Shearer
(2008), fase proestrus berlangsung sekitar 2-3 hari dan dicirikan dengan
pertumbuhan folikel dan produksi estrogen. Peningkatan jumlah estrogen
menyebabkan pemasokan darah ke sistem reproduksi untuk meningkatkan
pembengkakan sistem dalam. Kelenjar cervix dan vagina dirangsang untuk
meningkatkan aktifitas sekretori membangun muatan vagina yang tebal..
Karakteristik sel pada saat proestrus yaitu bentuk sel epitel bulat dan
berinti, leukosit tidak ada atau sedikit.
2. Estrus
Estrus merupakan klimaks fase folikel. Pada fase inilah betina siap menerima
jantan. Dan pada saat ini pula terjadi ovulasi (kecuali pada hewan yang memerlukan
rangsangan seksual lebih dahulu untuk terjadinya ovulasi). Waktu ini betina
jadi berahi atau panas.
Karakteristik sel pada saat estrus yaitu penampakan histologi dari smear vagina
didominasi oleh sel-sel superfisial, tetapi terdapat kornifikasi pada hasil
preparat, pengamatan yang berulang menampakkan sel-sel superfisialnya ada yang
bersifat anucleate.
Sel-sel parabasal dan superfisial mudah untuk dibedakan, sedangkan sel-sel
intermediet adalah sel yang terletak diantara sel parabasal dan sel superfisial.
pada saat nukleus mengecil, membentuk pyknotic maka sel ini dapat
diklasifikasikan pada sel superfisial.
3. Metaestrus
Fase metestrus diawali dengan penghentian fase estrus Umumnya pada fase ini
merupakan fase terbentuknya corpus luteum sehingga ovulasi terjadi selama fase
ini. Selain itu pada fase ini juga terjadi peristiwa dikenal sebagai metestrus
bleeding .
Pada fase metestrus, histologi dari smear vagina menampakkan suatu fenomena
kehadiran sel-sel yang bergeser dari sel-sel parabasal ke sel-sel superfisial,
selain itu sel darah merah dan neutrofil juga dapat diamati. Sel-sel parabasal
adalah sel-sel termuda yang terdapat pada siklus estrus. Karakteristik dari
sel-sel parabasal adalah sebagai berikut:
1. Bentuknya bundar atau oval
2. Mempunyai bagian nukleus yang lebih besar daripada sitoplasma
3. Sitoplasmanya biasanya tampak tebal
4. Secara umum dengan pewarnaan berwarna gelap (Anonim, 2007).
Proses perubahan sel-sel parabasal menuju sel intermediet kemudian sel-sel
superfisial dan sel-sel anucleate dapat dijelaskan sebagai berikut:
• Bentuk bundar atau oval perlahan-perlahan akan berubah menjadi bentuk
poligonal atau bentuk tidak beraturan.
• Ukuran nuklei yang besar secara perlahan-lahan akan mengecil, pada beberapa
kasus nuklei mengalami kematian atau rusak secara bersamaan
• Ukuran sitoplasma akan lebih tipis daripada semula.
Karena ukuran sitoplasma lebih kecil dari semula maka sel-sel parabasal yang
berwarna gelap akibat pewarnaan akan berubah menjadi sel-sel yang bewarna lebih
cerah akibat pewarnaan yang sama. Proses perubahan di atas dapat ditengarai
sebagai salah satu proses pada siklus estrus.
4. Diestrus
Fase diestrus merupakan fase corpus luteum bekerja secara optimal. Pada sapi
hal ini di mulai ketika konsentrasi progresteron darah meningkat dapat
dideteksi dan diakhiri dengan regresi corpus luteum. Fase ini disebut juga fase
persiapan uterus untuk kehamilan (Anonim, 2008). Fase ini merupakan fase yang
terpanjang di dalam siklus estrus. Terjadinya kehamilan atau tidak, CL akan
berkembang dengan sendirinya menjadi organ yang fungsional yang menhasilkan
sejumlah progesterone. Jika telur yang dibuahi mencapai uterus, maka CL akan
dijaga dari kehamilan. Jika telur yang tidak dibuahi sampai ke uterus maka CL
akan berfungsi hanya beberapa hari setelah itu maka CL akan meluruh dan akan
masuk siklus estrus yang baru (Anonim, 2008).
Fase diestrus ditandai dengan ciri-ciri berikut, diantanranya: terjadi
pengurangan jumlah sel superfisial dari kira-kira 100% pada fase sebelumnya
menjadi 20% pada fase diestrus. Selain itu, jumlah sel parabasal dalam apusan
preparat vagina menjadi meningkat, hasil ini dperkuat dengan pengujian yang
dilakukan pada hari berikutnya.
Ciri siklus estrus tidak dapat dipisahkan dari proses perubahan yang terjadi
pada sel-sel epitelnya, untuk itu berikut adalah penjelasan mengenai beberapa
hal yang berhubungan dengan histologi sel epitel vagina:
• Sel kornifikasi adalah tipe sel vagina yang paling tua dari sel parabasal,
sel intermediate, sel superfisial, dan mempunyai ciri nukleus yang tidak
lengkap.
• Sel epitel adalah sel yang menyusun jaringan epitelium, biasanya terletak
pada bagian tubuh yang mempunyai lumen dan kantong misal vagina
• Sel intermediet adalah tipe sel epitel vagina yang lebih tua dari parabasal
tetapi lebih muda dari sel superfisial dan sel squamous tanpa nukleus.
• Inti sel pyknotic adalah nukleus yang telah degeneratif dan merupakan ciri
dari sel superfisial.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar